Melakukan limit bandwidth Mikrotik erat kaitannya dengan menerapkan manajemen bandwidth mikrotik, dimana kita bisa melakukan pembatasan bandwidth pada user/client yang terkoneksi pada jaringan melalui Mikrotik.
Dengan menerapkan manajemen bandwidth di Mikrotik, kita bisa melakukan limit bandwidth mikrotik pada user di jaringan kabel LAN maupun jaringan nirkabel (wireless LAN) menggunakan Simple Queue maupun Queue Tree Mikrotik.
Hal ini akan membantu kita dalam melakukan manajemen bandwidth di mikrotik supaya penggunaan bandwidth susuai dengan ketentuan dan tidak ada user/client yang menghabiskan bandwidth sesukanya.
Penjelasan Manajemen Bandwidth di Mikrotik
Sebelum kita melakukan limit bandwidth Mikrotik, ada baiknya untuk mempelajari dulu dasar dari manajemen bandwidth Mikrotik yang memiliki beberapa jenis metode dan parameter yang bisa kita jadikan acuan.
Untuk pembahasan tentang penjelasan lengkap manajemen bandwidth dengan Mikrotik silakan baca artikel sebelumnya berikut ini :
Penjelasan Manajemen Bandwidth Mikrotik Lengkap
Penggunaan Simple Queue Mikrotik
Penggunaan Simple Queue sangat berguna dalam mengelola bandwidth pada jaringan Mikrotik, terutama dalam lingkup yang tidak terlalu besar seperti pada jaringan rumahan atau bisnis kecil.
Berikut ini adalah contoh penggunaan Simple Queue yang umum diterapkan :
- Pembagian Bandwidth di Jaringan Rumah : Kita dapat menggunakan Simple Queue untuk membagi bandwidth internet di jaringan rumahan. Misalnya, Kita ingin memastikan bahwa setiap perangkat di rumah memiliki bandwidth minimal (CIR) 5 Mbps. Kita bisa membuat rule Simple Queue untuk setiap perangkat berdasarkan IP Address nya.
- Pembatasan Bandwidth untuk User Tertentu : Jika ada user yang menggunakan bandwidth berlebihan, Kita bisa menggunakan Simple Queue untuk membatasi kecepatan download dan upload user tersebut. Misalnya, kita ingin membatasi user dengan alamat IP 192.168.1.50 agar hanya dapat menggunakan 2 Mbps download dan 1 Mbps upload.
- Limit Bandwidth untuk Warnet dan Kantor : Kita juga bisa melakukan limit bandwidth Mikrotik pada jaringan warnet dan kantor yang memiliki user cukup banyak. Biasanya menggunakan simple queue dengan pembatasan per user atau per range IP Address user. Bisa juga melakukan limit bandwidth berdasarkan interface yang mengarah ke user.
- Prioritasi Traffic : Kita dapat memberikan prioritas lebih tinggi kepada beberapa perangkat atau user tertentu dalam jaringan. Misalnya, kita ingin memastikan bahwa perangkat yang digunakan untuk browsing memiliki bandwidth lebih besar. Kita bisa membuat rule Simple Queue untuk memberikan prioritas kepada perangkat tersebut.
- Pemantauan Penggunaan Bandwidth : Simple Queue juga dapat digunakan untuk memantau penggunaan bandwidth. Kita bisa membuat rule untuk mengukur penggunaan bandwidth setiap perangkat atau user dalam jaringan.
Kelebihan dan Kekurangan Simple Queue
Kelebihan :
- Mudah dan cepat untuk diatur.
- Cocok untuk jaringan skala kecil hingga menengah.
Kekurangan :
- Bisa menjadi kompleks dan sulit dikelola ketika diterapkan pada jaringan besar dengan banyak user.
- Tidak sefleksibel Queue Tree dalam pengelolaan bandwidth yang lebih detail.
Paremeter Umum pada Simple Queue
- Target: Menentukan IP Address, subnet atau interface yang akan diberlakukan rule queue.
- Max Limit: Batas maksimum upload dan download bandwidth (MIR).
- Limit At: Menentukan kecepatan minimal yang dijamin tersedia (CIR).
- Burst: Mekanisme untuk memberikan kecepatan ekstra bagi pengguna dalam kondisi tertentu.
- Priority: Menentukan prioritas penggunaan bandwidth antar rule queue.
Cara Membagi Bandwidth di Mikrotik Menggunakan Simple Queue
Setelah membaca penjelasan lengkap tentang manajemen bandwidth di Mikrotik pada link di atas, kita tau bahwa untuk menggunakan simple queue Mikrotik ada beberapa metode yang bisa digunakan.
Dengan menggunakan Simple Queue Mikrotik, kita dapat melakukan limit bandwidth Mikrotik ke user berdasarkan beberapa aspek, yaitu :
- Limit Bandwidth Mikrotik berdasarkan IP Address : Membatasi bandwidth berdasarkan IP address spesifik user tertentu. Misalnya, Kita bisa membatasi kecepatan download dan upload untuk alamat IP 192.168.1.10 menjadi 2 Mbps.
- Limit Bandwidth Mikrotik berdasarkan range IP Address : Kita dapat membatasi bandwidth Mikrotik berdasarkan jangkauan alamat IP (subnet). Misalnya, Kita dapat membatasi kecepatan untuk semua perangkat dengan alamat IP antara 192.168.1.1 hingga 192.168.1.254 dengan menggunakan prefix 192.168.1.0/24.
- Limit Bandwidth Mikrotik berdasarkan Interface : Kita juga dapat membatasi bandwidth berdasarkan interface jaringan tertentu baik interface fisik maupun interface virtual. Misalnya, Kita dapat membatasi kecepatan download dan upload yang masuk atau keluar melalui Interface Ether atau VLAN.
- Limit Bandwidth Mikrotik berdasarkan MAC Address : Kita dapat membatasi bandwidth berdasarkan alamat MAC perangkat. Namun, untuk bisa menggunakan fitur ini, kita harus menandai paket nya terlebih dahulu menggunakan firewall mangle.
Cara Limit Bandwidth Mikrotik per IP Address
Dengan menggunakan tool Simple Queue Mikrotik, kita bisa melakukan limit bandwidth Mikrotik spesifik pada user dengan IP Address tertentu.
Misalkan ada user dengan IP Address 192.168.1.5 ingin dilakukan limit bandwidth mikrotik menjadi 5 Mbps, maka kita bisa menggunakan simple queue dengan max-limit 5 Mbps.
Cara limit bandwidth mikrotik per ip address dapat dilakukan menggunakan menu Queues di Winbox maupun perintah pada terminal.
Disini akan kita bahas kedua cara membagi bandwidth di mikrotik tersebut lengkap dengan contoh nya.
Berikut ini Cara limit bandwidth mikrotik per IP Address menggunakan Simple Queue :
- Login ke Mikrotik menggunakan Winbox, silakan Download Winbox dulu.
- Masuk ke Menu Queue –> tab Simple Queue –> Tambahkan rule baru dengan klik tombol + dan isikan parameter yang diinginkan.
- Misalnya kita mau membagi bandwidth di mikrotik untuk dua user dimana masing-masing mendapatkan bandwidth 5 Mbps dan 10 Mbps, maka kita buat dua rule yang berbeda berdasarkan IP Address user tersebut.
- Pada rule pertama isikan
Name : user1
Target : 192.168.1.5 (IP Address user1)
Max Limit : 5M (alokasi bandwidth maksimal user1)
Atau bisa juga menggunakan perintah di Terminal Mikrotik sebagai berikut :
/queue simple add name=user1 target=192.168.1.5 max-limit=5M/5M
- Pada rule kedua isikan
Name : user2
Target : 192.168.1.6 (IP Address user2)
Max Limit : 10M (alokasi bandwidth maksimal user2)
Atau menggunakan perintah di Terminal Mikrotik sebagai berikut :
/queue simple add name=user=2 target=192.168.1.6 max-limit=10M/10M
- Dengan begitu kedua user tersebut akan mendapatkan limit bandwidth sesuai dengan yang ditentukan pada parameter Max Limit.
Cara Limit Bandwidth Mikrotik Berdasarkan Range IP Address
Selain bisa melakukan limit bandwidth Mikrotik menggunakan IP Address, kita juga bisa membatasi bandwidth Mikrotik berdasarkan rentang (range) IP Address menggunakan subnet prefix.
Disini kita bisa menggunakan IP Address prefix untuk menentukan rentang IP address yang akan dibatasi oleh simple queue Mikrotik.
Caranya hampir sama dengan cara limit bandwidth Mikrotik per IP Address yang sudah dijelaskan sebelumnya. Bedanya hanya pada pembuatan rule di parameter target diisi dengan IP Address prefix yang mau dibatasi.
- Buat rule baru di Menu Queue –> tab Simple Queue.
- Disini kita contohkan membuat dua rule menggunakan rentang (range) IP Address subnet prefix dengan detail sebagai berikut :
Name : Lobby
Target : 192.168.10.0/24 (IP Address subnet prefix)
Max Limit : 20M (alokasi bandwidth maksimal Lobby)
Atau bisa juga menggunakan perintah di Terminal Mikrotik sebagai berikut :
/queue simple add name=Lobby target=192.168.10.0/24 max-limit=20M/20M
- Pada rule kedua contoh rule nya sebagai berikut :
Name : Ruang Rapat
Target : 192.168.20.0/24 (IP Address subnet prefix)
Max Limit : 50M (alokasi bandwidth maksimal Lobby)
Atau bisa juga menggunakan perintah di Terminal Mikrotik sebagai berikut :
/queue simple add name="Ruang Rapat" target=192.168.20.0/24 max-limit=50M/50M
- Dengan kedua rule simple queue Mikrotik tersebut, user pada segmen IP Lobby dan Ruang Rapat akan memiliki limit bandwidth 20 Mbps dan 50 Mbps.
Cara Membagi Bandwidth di Mikrotik Berdasarkan Interface
Selain dapat melakukan limit bandwidth berdasarkan IP Address dan range IP Address, Simple Queue Mikrotik juga bisa melakukan pembatasan bandwidth berdasarkan Interface.
Cara membagi bandwidth di mikrotik berdasarkan interface bisa dilakukan pada interface fisik (ether, wlan, sfp, dll) dan juga interface virtual (vlan, eoip, bridge, virtual wlan dll).
Langkah-langkah nya hampir sama seperti limit bandwidth Mikrotik berdasarkan IP Address, hanya pada parameter target tidak diisi IP Address melainkan nama interface nya.
Kita bisa memilih interface mana yang akan dilakukan pembatasan bandwidth nya dengan klik tombol ⬇️ pada parameter target, contoh nya seperti gambar berikut ini :
Perlu diketahui bahwa jika menggunakan interface untuk membuat rule simple queue, maka semua traffic yang lewat di interface tersebut akan ter-limit.
Penggunaan Parent pada Simple Queue Mikrotik
Pada Simple Queue Mikrotik terdapat fitur Parent yang memungkinkan Kita untuk membuat hirarki antrian (queue) agar dapat mengorganisir dan mengelola penggunaan bandwidth dengan lebih efektif.
Berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang penggunaan parent pada Simple Queue Mikrotik :
Fungsi Parent pada Simple Queue
- Struktur Hirarkis : Parent digunakan untuk membentuk struktur hirarkis antrian (queue), sehingga Kita bisa membuat parent queue dan beberapa child queue di bawahnya.
- Distribusi Bandwidth : Dengan menggunakan parent-child hierarchy, bandwidth yang dialokasikan pada parent queue akan dibagi dan didistribusikan ke child queues sesuai dengan konfigurasi dan rule yang ditentukan.
- Prioritas : Penggunaan parent memungkinkan Kita untuk mengatur prioritas antara child queue, menentukan mana yang mendapat alokasi bandwidth lebih ketika terjadi konflik atau permintaan bandwidth yang tinggi.
Cara Menggunakan Parent dalam Simple Queue Mikrotik
Berikut ini adalah langkah-langkah umum dan cara konfigurasi parent di Simple Queue Mikrotik :
- Membuat Parent Queue
Buat sebuah rule simple queue yang berfungsi sebagai parent dengan menetapkan bandwidth maksimal upload dan download yang dapat digunakan oleh semua child queues di bawahnya.
Contoh nya kita akan mengalokasikan bandwidth 20 Mbps pada parent queue, cara konfigurasinya adalah sebagai berikut :
Name : Total
Target : 192.168.10.0/24 (IP Address subnet prefix)
Max Limit : 20M (alokasi bandwidth maksimal parent)
Masuk tab Advanced, pastikan opsi Parent nya none
Atau bisa juga menggunakan perintah di Terminal Mikrotik sebagai berikut :
/queue simple add name=Total target=192.168.10.0/24 max-limit=20M/20M
- Membuat Child Queue
Kita bisa membuat beberapa child queue di bawah parent queue yang sudah dibuat sebelumnya. Setiap child queue ini akan mewakili satu grup user atau satu user saja dan akan mengatur bandwidth yang dapat digunakan oleh mereka. Misal kita buat dua child queue dengan bandwidth masing-masing 10 Mbps, cara konfigurasinya sebagai berikut :
Name : Client01
Target : 192.168.10.5 (IP Address Client01)
Max Limit : 10M (alokasi bandwidth maksimal child queue)
Masuk tab Advanced, pastikan opsi Parent nya diisi dengan nama parent nya yaitu Total
Atau bisa juga menggunakan perintah di Terminal Mikrotik sebagai berikut :
/queue simple add name=Client01 target=192.168.10.5 max-limit=10M/10M parent=Total
Name : Client02
Target : 192.168.10.5 (IP Address Client02)
Max Limit : 10M (alokasi bandwidth maksimal child queue)
Masuk tab Advanced, pastikan opsi Parent nya diisi dengan nama parent nya yaitu Total
Atau bisa juga menggunakan perintah di Terminal Mikrotik sebagai berikut :
/queue simple add name=Client02 target=192.168.10.6 max-limit=10M/10M parent=Total
Untuk lebih jelasnya silakan lihat gambar berikut sebagai contoh penerapan parent simple queue nya.
Dalam contoh di atas queue dengan nama Total adalah Parent queue yang mengelola bandwidth maksimum 20 Mbps upload dan download untuk segmen IP 192.168.10.0/24.
Client01 dan Client 02 adalah child queue dibawah parent queue Total yang masing-masing memiliki alokasi bandwidth 10 Mbps dan dilimit berdasarkan spesifik IP Address masing-masing client.
Penting untuk dicatat bahwa distribusi bandwidth pada child queues akan sangat tergantung pada konfigurasi dan kondisi jaringan aktual. Beberapa pengujian dan penyesuaian mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa konfigurasi queue memenuhi kebutuhan user dan kondisi jaringan secara spesifik.
Pengaturan Prioritas Simple Queue Mikrotik
Prioritas dapat diatur untuk menentukan urutan proses rule simple queue. Nomor yang lebih kecil menandakan prioritas yang lebih tinggi, yang artinya bandwidth yang dialokasikan memiliki prioritas yang lebih tinggi.
Kita ambil contoh menggunakan konfigurasi sebelumnya, dimana ada dua child queue yaitu Client01 dan Client02 yang mempunyai alokasi bandwidth sama yakni 10 Mbps untuk upload dan download nya.
Kemudian kita konfigurasi Client01 dengan priority 1 dan Client02 dengan priority default nya yaitu 8.
Dengan konfigurasi tersebut, maka Client01 akan memiliki prioritas yang lebih tinggi dari Client02 walaupun mempunyai alokasi bandwidth yang sama. Ini berarti ketika terjadi kondisi bandwidth penuh, maka traffic dari Client01 akan diprioritaskan daripada Client02.
Penggunaan Burst pada Simple Queue Mikrotik
Burst pada queue Mikrotik berarti memberikan user kecepatan transfer data yang lebih tinggi selama periode waktu yang ditentukan dan di bawah kondisi tertentu, sebelum kemudian kembali ke kecepatan normal yang telah ditentukan.
Burst sangat berguna untuk skenario di mana kita ingin memberi pengguna lebih banyak bandwidth selama periode aktivitas rendah tanpa mengubah batas kecepatan total (max limit).
Misalnya, kita mau membuat proses download lebih cepat ketika jaringan tidak sibuk dan ada spare bandwidth yang tidak terpakai. Implementasi burst ini dapat membantu meningkatkan kecepatan akses jaringan user dengan memberikan fleksibilitas lebih pada penggunaan bandwidth sementara masih menjaga kontrol atas penggunaan bandwidth.
Komponen Burst pada Simple Queue
Burst pada Queue Mikrotik memiliki beberapa komponen parameter yang bisa dikonfigurasi dan masing-masing memiliki fungsi tersendiri.
- Burst Limit : Jumlah bandwidth maksimum yang diberikan selama burst. Nilai parameter ini harus lebih besar dari max-limit.
- Burst Threshold : Ambang batas penggunaan bandwidth di mana burst akan diaktifkan. Saat penggunaan bandwidth user di bawah ambang batas ini, penghitungan waktu burst akan dimulai.
- Burst Time : Waktu dalam detik yang digunakan untuk perhitungan burst. Nilai ini bukan menentukan berapa lama burst nya tapi akan digunakan untuk perhitungan burst nya berdasarkan rumus pada burst.
Cara Menggunakan Burst pada Simple Queue Mikrotik
Berikut ini adalah cara penggunaan burst pada simple queue Mikrotik beserta contoh penerapan dan konfigurasinya.
- Membuat Simple Queue:
Buat Simple Queue dengan menetapkan max-limit untuk kecepatan download dan upload yang diinginkan sebagai batas atas.
- Mengonfigurasi Burst:
- Tentukan burst-limit untuk menetapkan kecepatan maksimum yang diizinkan selama periode burst.
- Tentukan burst-threshold untuk menetapkan ambang batas bandwidth yang, jika dipenuhi atau dilewati, akan mengaktifkan burst.
- Tentukan burst-time untuk menetapkan durasi waktu di mana burst diizinkan terjadi.
- Contoh Konfigurasi:
/queue simple add name=User01 target=192.168.1.2 max-limit=1M/1M \
burst-limit=2M/2M burst-threshold=800k/800k burst-time=20s/20s
Penjelasan dari contoh konfigurasi burst di atas :
- max-limit=1M/1M: User01 dibatasi pada kecepatan download/upload 1Mbps di keadaan normal.
- burst-limit=2M/2M: Selama periode burst, user diperbolehkan menggunakan hingga 2Mbps untuk download dan upload.
- burst-threshold=800k/800k: Burst akan diaktifkan ketika penggunaan bandwidth User01 di bawah 800kbps untuk download dan upload.
- burst-time=20s/20s: User01 dapat menggunakan burst limit selama beberapa detik sesuai perhitungan burst time.
Memonitor Penggunaan Bandwidth
Setelah menerapkan rule simple queue Mikrotik, kita bisa melakukan monitoring pada traffic yang diterapkan limitasi bandwidth tersebut. Hal ini cukup penting untuk memastikan bahwa rule simple queue nya sudah sesuai dengan yang kita harapkan.
Kita bisa memonitor traffic nya melalui tab Statistics dan periksa penggunaan bandwidth pada msing-masing rule simple queue. Selain itu juga bisa cek tab Traffic untuk melihat traffic realtime pada rule tersebut.
Warna pada icon rule simple queue bisa berubah sesuai dengan penggunaan bandwidth pada masing-masing rule tersebut. Hal ini bisa mempermudah kita dalam memonitor penggunaan bandwidth pada masing-masing rule tersebut.
Ada tiga warna yang bisa muncul dalam icon queue nya, yakni hijau, kuning dan merah. Berikut penjelasan masing-masing warna icon queue tersebut.
0% – 50% dari max-limit | |
50% – 75% dari max-limit | |
75% – 100% dari max-limit |
Kesimpulan
Meskipun sederhana, Simple Queue cukup mumpuni untuk menangani berbagai kebutuhan manajemen bandwidth dalam jaringan yang tidak terlalu kompleks.
Fitur seperti parent, prioritas dan burst memungkinkan untuk fleksibilitas dalam pengalokasian sumber daya bandwidth pada jaringan.
Pastikan untuk memonitor dan menyesuaikan konfigurasi sesuai dengan penggunaan terkini dan kebutuhan user untuk memaksimalkan efisiensi jaringan.