Wajib Tau! Penjelasan Manajemen Bandwidth Mikrotik Lengkap

Manajemen Bandwidth Mikrotik Simple Queue
Manajemen Bandwidth Mikrotik Simple Queue

Manajemen bandwidth Mikrotik adalah proses pengaturan dan pengawasan penggunaan bandwidth pada jaringan komputer yang menggunakan perangkat Mikrotik.

Hal ini penting untuk mengoptimalkan kinerja jaringan, memprioritaskan lalu lintas data, dan memastikan bahwa bandwidth jaringan yang terbatas digunakan secara efisien, sehingga kita dapat memastikan memastikan kualitas layanan yang adil dan efisien bagi semua pengguna.

Jika kita tidak menerapkan manajemen bandwidth di mikrotik, maka bisa jadi alokasi bandwidth yang tersedia akan digunakan dengan tidak adil dan tidak efisien oleh oknum user di jaringan.

Misalnya kita punya bandwidth internet dari ISP 100 Mbps yang digunakan oleh 10 user di jaringan, ketika semua user menggunakan jaringan secara bersamaan ada salah satu user yang melakukan download file besar menggunakan aplikasi downloader seperti IDM (Internet Download Manager).

Maka yang terjadi adalah bandwidth yang tersedia akan dimakan oleh user yang melakukan download itu, dan user lain nya akan mengalami koneksi yang lambat. Tentunya kita tidak mau hal tersebut terjadi bukan? Nah, itulah mengapa management bandwidth dengan mikrotik itu penting.

Cara Kerja Manajemen Bandwidth di Mikrotik

Manajemen bandwidth di Mikrotik menggunakan prinsip rate limiting (pembatasan kecepatan) yang digunakan untuk mengontrol laju traffic yang dikirim atau diterima pada network interface.

Traffic yang rate nya kurang dari atau sama dengan rate yang ditentukan akan dikirim, sedangkan traffic yang melebihi rare akan dibatalkan atau ditunda.

Rate Limiting dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

  • Membuang semua paket yang melebihi batas kecepatan. Rate limiting menggunakan konsep dropper atau shaper yaitu pembatas kecepatan 100% ketika queue-size=0
  • Menunda paket yang melebihi batas kecepatan tertentu dalam antrian dan mengirimkannya jika memungkinkan. Menggunakan konsep pemerataan kecepatan (rate equalizing) yaitu penyetaraan kecepatan 100% ketika queue-size=unlimited

Untuk lebih jelasnya silakan lihat gambar cara kerja pembatasan bandwidth di Mikrotik berikut ini :

Cara Kerja Pembatasan Bandwidth di Mikrotik

Cara Kerja Pembatasan Bandwidth di Mikrotik

Pada gambar tersebut yang bagian atas, semua traffic yang melebihi rate (kecapatan) tertentu dihilangkan. Dalam kasus lain, traffic yang melebihi kecepatan tertentu dan tertunda dalam antrian akan dikirimkan kemudian jika memungkinkan.

Namun perhatikan bahwa paket hanya dapat ditunda sampai antrian tidak penuh. Jika tidak ada lagi ruang di buffer antrian, paket akan dibuang.

Untuk setiap antrian kita dapat menentukan dua batas kecepatan :

CIR (Commited Information Rate)

CIR adalah kepanjangan dari Commited Information Rate, yaitu kecepatan data minimum yang dijanjikan oleh penyedia layanan jaringan kepada penggunanya.

Dalam konteks pengaturan bandwidth pada router MikroTik, CIR adalah kecepatan bandwidth minimum yang dijamin akan selalu tersedia untuk suatu koneksi atau kelompok user.

Dengan menetapkan nilai minimum dan maksimum untuk queues, Kita dapat menjamin bandwidth minimal (CIR) untuk grup user atau layanan tertentu sambil membiarkan mereka menggunakan bandwidth lebih jika tersedia.

CIR pada Mikrotik RouterOS merupakan parameter atau opsi limit-at dan bisa digunakan pada fitur simple queue maupun queue tree mikrotik.

Jadi jika kita mau menggunakan konsep CIR ini kita harus menentukan nilai limit-at ini yang merupakan nilai bandwidth minimum yang dijamin.

Kita bisa menganggap CIR ini sebagai skenario terburuk, dimana user tetap akan mendapatkan bandwidth tersebut dan pada waktu tertentu bandwidth tidak boleh berada di bawah nilai yang dijamin ini.

MIR (Maximum Information Rate)

MIR adalah kepanjangan dari Maximum Information Rate yang merujuk pada kecepatan data maksimum yang bisa dicapai oleh user atau kelompok user dalam jaringan.

Jadi MIR Ini adalah batas atas kecepatan data (max-limit) yang tidak bisa dilampaui, walaupan sebenarnya masih ada bandwidth lebih yang tersedia di jaringan.

Contoh nya begini, misal di perusahaan tertentu punya bandwidth internet 100 Mbps dan menetapkan MIR (max-limit) = 50 Mbps pada bagian keuangan.

Hal ini berarti meskipun terdapat bandwidth yang tidak terpakai, bagian keuangan ini tidak akan dapat menggunakan lebih dari 50 Mbps.

Pengaturan MIR juga biasanya dilakukan melalui fitur Queue dengan menetapkan batas atas bandwidth (max-limit) untuk kelompok user atau layanan pengguna tertentu.

Hal ini untuk memastikan bahwa mereka tidak dapat menggunakan bandwidth di atas nilai ini, sehingga meninggalkan bandwidth untuk user lain atau layanan lainnya.

Kita bisa menggunakan konsep MIR ini pada fitur queue baik simple queue maupun queue tree mikrotik dengan mengisi paremeter atau opsi max-limit untuk menentukan batas atas bandwidth.

Metode Manajemen Bandwidth Mikrotik

Manajemen bandwidth di Mikrotik dapat dilakukan menggunakan beberapa metode, diantaranya Simple Queue, Queue Tree, Queue Type dan metode lainnya.

Penerapan Mikrotik queue didasarkan pada Hierarchical Token Bucket (HTB) yang memungkinkan pembuatan struktur antrian hierarki dan menentukan hubungan antar antrian.

Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang beberapa aspek utama dari manajemen bandwidth MikroTik :

Simple Queue Mikrotik

Simple Queue adalah metode paling dasar untuk mengatur dan membatasi bandwidth di MikroTik. Dengan mengginakan Simple Queue Mikrotik Kita dapat membuat rule sederhana untuk mengontrol kecepatan download dan upload berdasarkan Interface, IP Address, atau segmen IP tertentu.

Kita juga dapat menentukan batas bandwidth, prioritas, waktu, dan lebih banyak parameter lainnya pada simple queue Mikrotik ini.

Selain itu, kita dapat menggunakan simple queue mikrotik untuk menerapkan Manajemen Bandwidth Mikrotik tingkat lanjut, seperti :

  • Manajemen bandwidth pada traffic peer-to-peer;
  • Menerapkan rule queue pada interval waktu yang dipilih;
    Menetapkan priority pada rule queue;
  • Menggunakan beberapa packet mark dari /ip firewall mangle
  • Membatasi traffic dua arah (satu batasan untuk total upload + download)

Simple queue Mikrotik memiliki urutan yang ketat, dimana setiap paket harus melewati setiap antrian hingga mencapai satu antrian yang kondisinya sesuai dengan parameter paket atau hingga akhir daftar antrian tercapai.

Misalnya, dalam kasus 1000 antrian, sebuah paket untuk antrian terakhir harus melewati 999 antrian sebelum mencapai tujuan.

Untuk bisa menggunakan simple queue Mikrotik, kita bisa menggunakan menu Queues –> tab Simple Queue pada Winbox atau menggunakan terminal dengan perintah /queue simple

Berikut ini komponen-komponen dan parameter yang bisa digunakan pada Simple Queue Mikrotik :

  • Name : Berikan nama untuk identifikasi Simple Queue yang dibuat.
  • Target : Isikan Interface, IP Address atau range IP Address yang akan diterapkan limitasi bandwidth.
  • Max Limit : Atur kecepatan maksimum untuk upload dan download (MIR).
  • Burst : Opsi ini memungkinkan user untuk sementara “meminjam” bandwidth lebih dari batas yang telah ditentukan, sepanjang kondisi jaringan memungkinkan.
  • Priority : Tetapkan prioritas, dengan angka 1 sebagai prioritas tertinggi.
  • Limit-at : Bandwidth minimal yang dijamin akan didapatkan oleh target (CIR).

Contoh penggunaan manajemen bandwidth di Mikrotik menggunakan Simple Queue Mikrotik silakan lihat pada gambar berikut :

Manajemen Bandwidth Mikrotik Simple Queue
Manajemen Bandwidth Mikrotik Simple Queue

Simple Queue Mikrotik akan bekerja berdasarkan urutan dari atas ke bawah. Queue yang terletak di paling atas akan diproses terlebih dahulu.

Simple Queue Mikrotik memang simpel dan mudah untuk diatur, tetapi tidak bisa digunakan untuk traffic yang lebih kompleks.

Misalnya seperti manajemen bandwidth berbasis layer 7 atau penggunaan yang lebih efisien dari beberapa jalur ISP membutuhkan pengaturan yang lebih kompleks menggunakan fitur lain seperti Queue Tree atau Mangle.

Untuk mempelajari lebih jauh tentang Simple Queue Mikrotik, silakan baca tutorial limit bandwidth Mikrotik berikut ini :

Cara Limit Bandwidth Mikrotik Menggunakan Simple Queue

Queue Tree Mikrotik

Queue Tree pada MikroTik merupakan salah satu metode untuk mengimplementasikan manajemen antrian dan pengendalian bandwidth dalam jaringan dengan metode yang lebih canggih dan fleksibel untuk mengelola bandwidth.

Queue Tree Mikrotik dapat membuat hirarki rule dan membagi traffic jaringan menjadi kategori atau kelompok berdasarkan protokol, port, atau alamat IP.

Hal ini memungkinkan kita untuk memberlakukan kebijakan yang lebih kompleks dan efisien, misalnya memprioritaskan traffic browsing, game atau streaming video.

Kita bisa menerapkan manajemen bandwidth dengan Queue Tree Mikrotik menggunakan Winbox pada menu Queues –> tab Queue Tree kemudian tambahkan rule baru.

Atau bisa juga menggunakan terminal dengan perintah /queue tree dan tambahkan parameter atau opsi yang diinginkan.

Berikut adalah beberapa aspek penting terkait Queue Tree MikroTik, Komponen-Komponen parameter Queue Tree :

  • Name : Penamaan spesifik untuk queue agar mudah dikenali.
  • Parent : Menentukan queue yang berfungsi sebagai “parent” atau induk. Queue ini akan menentukan bagaimana bandwidth dialokasikan.
  • Queue Type : Tipe antrian yang digunakan (misalnya pcq, pfifo, bfifo, dll.)
  • Packet Mark : Menandai paket yang sudah dibuat pada Mangle sehingga antrian ini akan berlaku untuk paket yang telah ditandai tersebut.
  • Priority : Nilai prioritas antrian (nilai yang lebih kecil berarti prioritas yang lebih tinggi).
  • Limit-at : Kecepatan minimal yang dijamin (CIR – Committed Information Rate).
  • Max-limit : Kecepatan maksimal yang diizinkan (MIR – Maximum Information Rate).
  • Burst Limit, Burst Threshold, dan Burst Time: Pengaturan untuk memungkinkan antrian untuk “meledak” melebihi max-limit untuk durasi singkat di bawah kondisi tertentu.

Secara umum, implementasi Queue Tree pada MikroTik melibatkan beberapa langkah:

Langkah 1: Identifikasi dan Marking Trafik

Menggunakan fitur Mangle pada firewall untuk mengidentifikasi dan menandai paket berdasarkan protokol, port, IP sumber, dan/atau destinasi, dll.

Langkah 2: Menetapkan Queue Tree

Membuat hierarki Queue Tree untuk mengelola bandwidth yang telah ditandai.

Langkah 3: Pengujian dan Monitoring

Menggunakan tools seperti Torch, Graphs, dan Stats untuk memantau dan mengoptimalkan antrian yang telah dibuat.

Penjelasan Hierarki Queue Tree
  • Global-in dan Global-out : Dua queue khusus yang merupakan parent default bagi semua antrian lainnya. Mereka masing-masing mengelola trafik masuk dan keluar pada semua interface.
  • Child Queue : Antrian yang memiliki parent lainnya dan membagi bandwidth yang dialokasikan oleh parentnya.

Dengan pemahaman yang baik mengenai prinsip kerja dan pengaturan Queue Tree, pengelola jaringan dapat merancang hierarki antrian yang efisien dan efektif untuk mengontrol dan mengoptimalkan penggunaan bandwidth pada jaringan.

Pastikan untuk terus memonitor dan menyesuaikan antrian sesuai dengan perubahan pola trafik dan kebutuhan jaringan untuk memastikan kinerja jaringan yang optimal.

Queue Types Mikrotik

Queue Types Mikrotik adalah konsep tipe antrian yang berkisar pada pengelolaan paket data dalam suatu jaringan, terutama berfokus pada bagaimana paket tersebut ditangani, diprioritaskan, dan dikirim.

Hal ini mengacu pada kebijakan yang menentukan pengelolaan paket data dalam antrian jaringan. Kebijakan tersebut menentukan urutan transmisi paket dari antrian setelah transmisi data selesai.

Berikut penjelasan detailnya:

Queue Types yang Sudah Ditentukan

MikroTik RouterOS membuat beberapa jenis antrian (queue types) yang telah ditentukan seperti default, ethernet-default, wireless-default, synchronous-default, hotspot-default, only-hardware-queue, multi-queue-ethernet-default, dan default-small, masing-masing punya fungsi dan skenario tertentu.

Queue Kinds (Algoritma Penjadwalan)

  • PFIFO, BFIFO, dan MQ PFIFO : Berdasarkan algoritma First-In First-Out (FIFO), antrian ini berbeda dalam satuan pengukuran (paket atau byte). Jika antriannya penuh paket akan di drop.
  • RED (Random Early Drop) : Algoritma ini bertujuan untuk menghindari kemacetan jaringan dengan mengontrol ukuran antrian rata-rata dan melakukan drop paket berdasarkan kondisi tertentu.
  • SFQ (Stochastic Fair Queuing) : SFQ disebut “Stochastic” karena tidak benar-benar mengalokasikan antrian untuk setiap aliran, SFQ memiliki algoritma yang membagi traffic ke sejumlah antrian terbatas (1024) menggunakan algoritma hashing dan round-robin. SFQ secara umum digunakan untuk memastikan distribusi bandwidth yang adil di antara aliran yang berbeda.
  • PCQ (Per Connection Queuing) : Metode yang digunakan untuk membagi bandwidth secara adil antara user berdasarkan jumlah koneksi yang mereka gunakan. Hal ini membantu mencegah satu user menghabiskan bandwidth jaringan.

Queue Type Khusus

  • Only-Hardware-Queue : Jenis antrean ini memanfaatkan hardware transmit descriptor ring buffer sebagai antrean, yang bermanfaat dalam sistem SMP (Symmetric Multi-Processing) karena menghilangkan kebutuhan sinkronisasi software.
  • Multi-Queue-Ethernet-Default : Bermanfaat dalam sistem SMP dengan interface ethernet yang mendukung banyak antrian, yang bertujuan untuk mengurangi waktu yang dihabiskan untuk menyinkronkan akses ke antrian tersebut.

Kita bisa mengakses menu queue types pada Winbox via menu Queues –> tab Queue Types atau bisa menggunakan terminal dengan perintah /queue type

Perbedaan Simple Queue dan Queue Tree Mikrotik

Simple Queue dan Queue Tree Mikrotik memiliki cara kerja dan penggunaan yang sedikit berbeda, meskipun pada dasarnya mereka sama-sama berfungsi untuk mengatur dan membatasi penggunaan bandwidth.

Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara Simple Queue dan Queue Tree di MikroTik :

Simple Queue Mikrotik

  • Simple Queue lebih mudah untuk dikonfigurasi dan digunakan, dan ideal untuk skenario yang lebih sederhana dan langsung.
  • Dalam Simple Queue, pembatasan aliran data dilakukan dalam satu langkah. Kita bisa mendefinisikan target (dapat berupa IP, subnet, atau interface), kecepatan maksimum upload/download, dan rule langsung diterapkan.
  • Cocok digunakan untuk jaringan yang lebih kecil atau untuk konfigurasi yang tidak terlalu kompleks misalnya di rumahan, warnet, atau kantor kecil.
  • Cocok untuk pengaturan bandwidth per IP atau per subnet tanpa harus mendefinisikan lebih jauh mengenai jenis trafik yang melewati jaringan.
  • Jika simple queue digunakan bersamaan dengan queue tree, maka simple queue ini akan diproses terlebih dahulu karena simple queue lebih diprioritaskan.

Queue Tree Mikrotik

  • Queue Tree memberikan kontrol yang lebih luwes dan dapat mengelola trafik dengan lebih detail dan kompleks.
  • Proses pembatasan dalam Queue Tree biasanya melibatkan dua langkah: (a) Mengidentifikasi dan menandai paket data menggunakan Mangle, dan (b) Mengatur kecepatan maksimum dan prioritas pada queue yang sesuai di dalam Queue Tree.
  • Queue Tree memungkinkan pembentukan hierarki queue yang kompleks dan menyediakan kontrol yang sangat detail atas penggunaan bandwidth.
  • Cocok untuk pengaturan bandwidth yang memerlukan identifikasi trafik yang detail dan kompleks, atau memerlukan pengelolaan prioritas antar jenis trafik data.
  • Dalam konteks penggunaan bersamaan antara Simple Queue dan Queue Tree maka queue tree akan diproses setelah proses simple queue selasai.

Kapan Menggunakan Simple Queue atau Queue Tree?

Penggunaan Simple Queue Mikrotik

  • Jika Anda membutuhkan pengaturan yang cepat, sederhana, dan efektif untuk kontrol bandwidth per IP atau subnet.
  • Jika konfigurasi jaringan dan kebutuhan manajemen bandwidth relatif sederhana.

Penggunaan Queue Tree Mikrotik

  • Jika Anda memerlukan kontrol yang lebih granular atas pengelolaan dan distribusi bandwidth.
  • Jika Anda membutuhkan untuk menetapkan prioritas yang berbeda untuk jenis-jenis trafik yang berbeda.
  • Jika jaringan Anda besar atau Anda harus mengelola skenario penggunaan bandwidth yang lebih kompleks dan detail.

Pemilihan antara Simple Queue dan Queue Tree akan tergantung pada kompleksitas jaringan dan kebutuhan spesifik manajemen bandwidth Anda. Mungkin dalam beberapa kasus, kombinasi dari keduanya dapat menjadi solusi terbaik untuk mencapai kontrol bandwidth yang optimal.

Manajemen Bandwidth Menggunakan Mikrotik

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kita bisa melakukan manajemen bandwidth di Mikrotik menggunakan beberapa metode dan tools yang disediakan oleh Mikrotik.

Kita bisa menggabungkan berbagai fitur dan parameter pada Mikrotik RouterOS untuk menerapkan kebijakan manajemen bandwidth menggunakan Mikrotik sesuai kebutuhan dan keinginan.

Berikut ini adalah contoh manajemen bandwidth menggunakan Mikrotik yang bisa kita terapkan :

  • Pembagian Bandwidth: Misalkan Kita memiliki jaringan dengan beberapa user yang ingin bandwidth nya dilimit secara adil. Kita dapat menggunakan Simple Queue untuk membatasi kecepatan download dan upload untuk masing-masing pengguna.
  • Prioritasi Traffic: Dalam situasi di mana Kita ingin memberikan prioritas kepada jenis traffic tertentu, seperti Game atau streaming video, Kita dapat menggunakan Queue Tree atau HTB untuk memberikan prioritas tinggi kepada jenis traffic tersebut.
  • Quota Data: Kita dapat mengatur kuota data harian atau bulanan untuk user tertentu. Misalnya, jika Kita ingin memberikan kuota data harian 1 GB untuk setiap user, Kita dapat menggunakan Queue Tree atau PCQ untuk mengimplementasikannya.
  • Pencegahan Overload: Dalam situasi di mana Kita ingin menghindari penggunaan bandwidth yang berlebihan oleh satu user, Kita dapat menggunakan metode PCQ atau HTB untuk membatasi jumlah koneksi yang diizinkan oleh setiap user.
  • Traffic Shaping: Dengan menggunakan manajemen bandwidth Mikrotik, Kita dapat membentuk traffic agar sesuai dengan keinginan. Misalnya, Kita dapat mengurangi latensi untuk traffic game online dengan memberikan prioritas lebih tinggi kepada traffic game tersebut.

Kesimpulan

Manajemen bandwidth Mikrotik memungkinkan kita untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya bandwidth pada jaringan untuk menghindari situasi overloading, dan mengatur prioritas traffic sesuai kebutuhan.

Penting untuk memahami berbagai jenis metode manajemen bandwidth yang tersedia dan memilih mana yang sesuai dengan kebutuhan jaringan kita menggunakan metode dan tool simple queue maupun queue tree.

Manajemen bandwidth di Mikrotik dapat memberikan prioritas berbeda pada antrian atau kategori traffic tertentu, sehingga dapat memberikan prioritas lebih tinggi kepada jenis traffic yang lebih penting.

Selain itu, Kita dapat mengatur batas maksimum dan minimum untuk setiap antrian, sehingga traffic yang lebih rendah prioritasnya tidak akan membanjiri bandwidth.

Kita dapat menggabungkan manajemen bandwidth Mikrotik dengan fitur firewall dan mangle untuk mengidentifikasi dan mengarahkan traffic ke antrian yang tepat.

Halo saya Rizky, seorang Blogger yang juga pegiat Jaringan Komputer terutama tentang Perangkat Mikrotik. Saya juga bekerja di Bagian IT yang mengelola Sistem Jaringan Komputer di sebuah perusahaan di Bali yang juga menggunakan banyak Perangkat Mikrotik.